Sunday, May 11, 2014

Upaya Meningkatkann Life Skill Siswa dengan Berbasis Hati dan IT



      A.  Latar Belakang Masalah
      Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (BPS) Kota Bekasi, jumlah pengangguran di Kota Bekasi  di tahun 2010  mencapai 147 Ribu Jiwa dan perkirakan akan terus naik. Jumlah Lulusan SMK, SMA dan Aliyah di kota Bekasi Menurut dinas Kota Bekasi sebagaimana di kutip  dari koran tempo setiap tahunnya kurang lebih 29.000.  apalagi  menurut data BPS juga Lulusan SMK Angka pengangguran tertinggi berdasarkan level kelulusan pendidikan yang pertama adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 9,87%, Sekolah Menengah Atas (SMA) 9,6%, Sekolah Menengah Pertama 7,76%, Diploma I/II/III 6,21%, Universitas 5,91%, dan SD ke bawah dengan 3,64%..
Dari data tersebut kita dapat mengetahui bahwa Persaingan dunia kerja di era informasi ini semakin ketat. Persaingan tidak hanya dengan sumber daya manusia setempat, namun juga bersaing dengan sumber daya manusia dari luar negeri. Era Industri sudah selesai dimana dulu orang sekolah yang tinggi untuk kemudian mendapat gelar supaya bisa masuk ke dunia kerja. Namun pada Era Informasi  gelar pendidikan tidak lagi menjadi hal utama, melainkan kebutuhan akan keterampilan yang beragam dari tiap-tiap orang. Setiap yang ingin maju dalam karir dan pekerjaan, mesti selalu memiliki semangat untuk senantiasa melakukan pengembangan diri dan memupuk mental pribadi positif.
Sementara itu di sisi lain Siswa memiliki minat belajar yang rendah lebih menyukai game dari pada belajar. Penggunaan media sosial dan Internet juga  bagi pelajar sudah menjadi kebutuhan Hidup. Bagi sebagian pelajar ada suatu yang hilang jika  satu hari tidak mengakses jejaring sosial.
Dari permasalahan tersebut penulis melakukan upaya meningkatkann Life Skill Siswa dengan berbasis Hati dan IT


B.   Permasalahan
Adapun yang  jadi permasalahan yang akan dipaparkan dalam artikel adalah bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningatkan Life Skill Siswa melalui Pembelajaran Fisika .

C.     Strategi Pemecahan Masalah
1.    Penggunaan Teknologi  Informasi
Bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik itu sendiri
Teknologi dan media dapat banyak berperan dalam pembelajaran. Instruksi dapat tergantung pada kehadiran guru ( diarahkan instruktur ), bahkan pada situasi ini media banyak digunakan oleh guru. 
         Media yang meliputi video, televisi, diagram, materi cetak, program computer; Sistem Pembelajaran, yang terbagi dalam beberapa kategori; yaitu belajar di kelas, melalui siaran, melalui paket belajar, menggunakan internet, kegiatan laboratorium, bengkel kerja, seminar, karyawisata, melalui komputer dan telekomfren; Citra Visual, media ini dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin dan lainnya;
Multimedia, berperan dalam pendidikan dan pelatihan dengan melibatkan pelajar dalam multi pengalaman indrawi untuk mempromosikan belajar  Pembelajaran jarak jauh, yaitu pembelajaran melalui alat komunikasi yang mencakup berbagai jenis bentuk kominikasi, termasuk radio, telepon, dan televisi (siaran langsung, dengan kabel, atau satelit
Adapun media yang digunakan penulis dalam pembelajaran yaitu
a.    Blog yang berisi Bahan Ajar,Kisi-Kisi soal Ujian, Motivasi Belajar dan dokumentasi pembelajaran yang telah dilakukan
b.    Group Facebook digunakan  sarana Diskusi
c.    Edmodo digunakan untuk sarana Pengumpulan Tugas
2.    Pendekatan  Pembelajaran dengan Hati
Mengajar dengan Hati Artinya, hatinya penuh dengan ketulusan dan kesungguhan. Pekerjaan apa pun yang tidak menyertakan hati akan terasa hambar. Hati ini di sini memiliki konotasi positif, hati yang bening sesuai dengan kodratnya. Bagi seorang guru, ketika datang ke sekolah setidaknya mesti memiliki tiga bekal primer. Pertama, mesti siap dengan materi yang akan diajarkan. Tanpa kesiapan dan penguasaan materi, apa yang hendak disampaikan kepada siswa? Ini juga berlaku bagi seorang dosen.
Hubungan guru-murid jauh berbeda dari hubungan antara montir dan kendaraan rusak yang hendak diperbaiki. Sehebat-hebat dan semahal-mahal harga mobil mutakhir, tak akan mampu mengalahkan kepintaran montirnya sekalipun gajinya rendah karena mobil adalah benda mati, tidak tumbuh dan tidak berkembang. Namun, yang dihadapi seorang guru adalah anak-anak dengan potensi besar dan bakat berbeda-beda.
Anak-anak datang dengan mimpi, cita-cita besar, dan membawa harapan orang tuanya untuk membangun masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu seorang guru, termasuk orang tua,mesti menjadi pendengar dan pemerhati yang baik bagi anak-anak. Mesti selalu menambah wawasan tentang perkembangan psikologi anak dan berbagai temuan metode yang baru dan cocok untuk diterapkan pada anak-anak. Bekal kedua bagi seorang guru ketika masuk kelas adalah keterampilan menerapkan metode pembelajaran yang tepat, efektif, dan menyenangkan.

0 comments:

Post a Comment