Tuesday, June 2, 2015

Teori Proses Konteks dan Sosial Budaya Pendidikan



Prinsip Integrasi Nilai Sosial Budaya bangsa dalam pembelajaran di sekolah

Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pembentukan nilai-nilai budaya bangsa digunakan agar peserta didik dapat mengenal, memahami, dan menerapkan nilai-nilai budaya bangsa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Selain itu, peserta didik dapat memahami bahwa nilai-nilai budaya bangsa tersebut adalah miliknya dan mengharuskan mereka untuk dapat bertanggung jawab atas apa yang telah mereka pilih. Selanjutnya peserta didik akan melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial dan mendorong peserta didikuntuk dapat melihat dirinya sendiri sebagai makhluk sosial.
Berikut ini prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembentukan nilai-nilai budaya bangsa
  1. Berkelanjutan : yang mengandung arti bahwa proses dalam pembentukan nilai-nilai budaya bangsa terhadap peserta didik  mengalami proses yang panjang yakni dari awal peserta didik masuk ke dalam dunia pendidikan sampai selsesai dari satuan pendidikan. Sebenarnya proses ini dimulai sejak peserta didik masuk ke kelas 1 sekolah dasar atau sejak tahun pertama sampai lulus dari satuan pendidikan sekolah dasar atau kelas 6 SD. Selanjutnya proses tersebut dilanjutkan pada tingkat satuan pendidikan yang lebih tinggi, yaitu tingkat SMP dan SMA.
  2. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolahl . Pembentukan nilai-nilai budaya bangsa terhadap peserta didik  diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya bangsa yang telah ditetapkan dalam Standar Isi (SI).  .
  3. Nilai tidak diajarkan, tetapi dikembangkan : nilai   .\Salah Satu contoh kegiatan yang mengajarkan nilai-nilai budaya bangsa  dibentuknya  kantin sekolah dimana kantin tersebut dijaga oleh siswa-siswi antara kelas 4 – 5 secara bergantian. Nilai yang diajarkan dalam kegiatan tersebut yaitu rasa tanggung jawab dan kejujuran pada peserta didik.
  4. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan Pembentukan nilai-nilai budaya bangsa melalui integrasi ke dalam pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dilakukan dengan menciptakan suasana menyenangkan dan peserta didik aktif dalam proses pembelajaran. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran agar peserta didik termotivasi mencari informasi atau sumber lain untuk membuat pertanyaan dan menyimpulkan suatu permasalahan. Kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas, bahkan juga di luar sekolah.

2.2  Perencanaan

Perencanaan dalam pembentukan nilai-nilai budaya bangsa terhadap peserta didik dilakukan oleh kepala sekolah, dan guru secara bersama-sama dan kemudian diterapkan
1.     Kegiatan rutin sekolah
kegiatan rutin yang dilakukan yang berhubungan dengan pembentukan nilai-nilai budaya bangsa. Kegiatan tersebut antara lain:
a.     Kegiatan upacara yang dilakukan setiap hari senin ataupun hari-hari besar nasional. Kegiatan ini dapat membentuk sikap disiplin pada peserta didik. Selain itu, melalui upacara guru atau kepala sekolah yang menjadi pembina upacara juga dapat menyampaikan nilai-nilai budaya bangsa melalui ceramah.
b.     Kegiatan keagamaan. Kegiatan ini dilakukan setiap hari oleh peserta didik setiap akan memulai kegiatan pembelajaran dan juga pada akhir pembelajaran. Selain itu, setiap hari Selasa dan Kamis dilaksanakan kegiatan rutin membaca dan menghafal surat-surat pendek melalui speaker yang ada pada setiap kelas. Kegiatan ini dilakukan untuk menumbuhkan nilai religius pada peserta didik.
c.      Kegiatan Jum’at bersih. Setiap hari Jum’at, sebelum proses pembelajaran dimulai semua peserta didik diwajibkan merawat dan membersihkan kelas, dan taman kelas yang telah diatur masing-masing kelas. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik memiliki rasa tanggung jawab untuk merawat apa yang menjadi tanggung jawab mereka, dan menumbuhkan rasa peduli terhadap kebersihan lingkungan.
2.    Kegiatan spontan
Kegiatan ini biasanya dilakukan secara langsung dan pada saat itu juga. Guru dan tenaga kependidikan lainnya mengawasi sikap dan perbuatan peserta didik. Guru juga mengarahkan peserta didik untuk dapat melakukan hal-hal yang baik seperti menjaga kebersihan sekolah, tidak mengganggu proses belajar, berpakain yang rapi, dsb. Setiap perbuatan peserta didik diawasi, jika peserta didik melakukan perbuatan yang tidak baik, maka guru memberikan pengarahan dan pengertian terhadap peserta didik tersebut. Bahkan jika perbuatan tersebut termasuk dalam pelanggaran berat, maka kepala sekolah akan memberikan hukuman pada peserta didik tersebut. Sebaliknya jika peserta bersikap dengan baik dan sesuai dengan peraturan sekolah, maka guru akan memberikan pujian.

3.    Keteladanan
Guru adalah panutan bagi anak didiknya. Setiap yang dilakukan oleh guru akan diperhatikan dan bahkan akan ditiru oleh peserta didik. Oleh karenanya   setiap guru dan tenaga kerja lainnya harus menerapkan 4S yaitu senyum, salam, sapa, dan santun. Empat perbuatan tersebut termasuk pencerminan terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Selain itu ada beberapa perilaku lain yang harus dimiliki oleh guru, contohnya yaitu bertutur kata lembut, berpakaian rapi, perhatian, jujur, menjaga kebersihan dsb.

4.    Pengkondisian

2,3   Model Strategi Pengelolaan Budaya Sekolah

Pengembangan budaya sekolah tidak lepas dari budaya masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu pengembangan budaya sebaiknya berdasarkan kebutuhan sekolah yang di dalamnya terdapat kepala sekolah, guru, dan siswa yang terintegrasi pada budaya yang berkembang di lingkungannya. Di samping budaya sekolah merupakan bagian dari budaya lingkungan sekitarnya, sekolah harus dapat berfungsi sebagai agen pengembang budaya lingkungan.
Sekolah dalam fungsinya sebagai agen perubahan budaya perlu merumuskan rencana, strategi pengembangan, dan monitoring dan evaluasi pembangunan budaya sekolah dengan menggunakan model pengembangan di bawah ini.
Langkah pertama adalah Analisis Lingkungan eksternal dan internal. Pada tahap ini apabila dilihat dari model analisis lingkungan adalah mengidentifikasi peluang dan ancaman yang datang dari budaya sekitar sekolah. Di samping itu analisis lingkungan diperlukan untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan dari dalam. Dari analisis lingkungan akan diperoleh sejumlah masalah yang sekolah perlu selesaikan.
Langkah Kedua adalah merumuskan strategi yang meliputi penetapan visi-misi yang menjadi arah pengembangan, tujuan pengembangan, stategi pengembangan, dan penetapan kebijakan. Arah pengembangan dapat dapat dijabarkan dari visi-dan misi menjadi indikator pada pencapaian tujuan. Contoh dalam pengembangan keyakinan akan dibuktikan dengan sejumlah target yang tinggi pada setiap indikator pencapaian. Contoh ini dapat dijabarkan lebih lanjut pada  model operasional penguatan nilai kerja sama dan yang kompetitif. Misalnya sekolah membagi kelompok kerja dengan semangat kebersamaan, namun antar kelompok dikondisikan agar selalu berkompetisi untuk mencapai target yang terbaik. Oleh karena itu, sekolah secara internal tidak mengembangkan model kompetisi individual karena dapat mengurangi makna pengembangan nilai kebersamaan dan kekompakan. Program kerja berbasis kolaborasi pada model ini dapat dikukuhkan melalui penetapan kelompok kerja yang ditetapkan dalam surat tugas dari kepala sekolah sebagai pemangku kebijakan.
Selanjutnya sekolah dapat mengembangkan model lain yang dipandang lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Langkah ketiga; Implementasi strategi; langkah ini harus dapat menjawab bagaimana caranya sekolah melaksanakan program. Jika pada model pertama sekolah berencana untuk mengembangkan nilai kebersamaan melalui pelaksanaan kegiatan kolaboratif dan kompetitif, maka sekolah hendaknya menyusun strategi pada kegiatan yang mana yang dapat dikolaborasikan dan dikompetisikan.
Sekolah dapat memilih bidang yang akan dikolaborasikan bersifat kompetitif dari berbagai bidang kegiatan sebagaimana yang telah dipelajari pada diagram di bab 2. Contoh, sekolah berencana untuk mengembangkan lingkungan fisik sekolah yang nyaman. Pada kegiatan ini diperkukan nilai kebersamaan, semangat berkolaborasi, semangat berpartisipasi dari seluruh pemangku kepentingan di sekolah. Pengembangan nilai harus diwujudkan dalam kepatuhan atas kesepatan yang dituangkan dalam pengaturan. Oleh karena itu pengembangan budaya sekoah sangat erat kaitannya dengan peraturan dan kepatuhan seluruh warga sekolah pada pelaksanaan kegiatan sehari-hari di sekolah.
Pada langkah ketiga, peran kepala sekolah yang penting adalah;
a.    menetapkan kebijakan atas kesepakatan bersama;
b.    Merealisasikan strategi.
c.    Melaksanakan perbaikan proses berdasarkan data yang diperoleh dari pemantauan.
d.    Melakukan evaluasi kegiatan berbasi data hasil pemantauan.
Memperhatikan kelima langkah kegiatan yang penting dalam pelaksanaan stategi mengisyaratkan bahwa kepala sekolah perlu memahami benar tentang (1)  kebutuhan pengembangan budaya (2) tujuan pelaksanaan (3) indikator dan target keberhasilan (4) memastikan bahwa rencana dapat diimplementasikan (5) memastikan bahwa proses pelaksanaan dan hasil pengembangan budaya sekolah sesuai dengan yang diharapkan.
Langkah keempat adalah monitoring dan evaluasi. Langkah ini merupakan bagian dari sistem penjaminan mutu. Kepala sekolah melalui monitoring memenuhi kewajiban untuk memastikan bahwa proses pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana. Jadwal pelaksanaan memenuhi target waktu. Tahap pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan. Lebih dari itu hasil yang diharapkan sesuai dengan target.
Jika dalam proses pelaksanaan dan hasil yang dicapai meleset dari target maka kepala sekolah segera melakukan perbaikan proses agar hasil akhir yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.

Analisis Kondisi Nyata dan Kondisi Yang Diharapkan
 Perhatikan data elemen perubahan yang menjadi tantangan kepala sekolah dalam mengubah kebiasaan guru dalam mengendalikan proses pembelajaran. Terdapat tradisi yang melekat pada pelaksanaan pembelajaran dan ini dapat dilihat dalam banyak pengalaman guru mengajar di dalam kelas. Pembelajaran berpusat pada guru. Tantangan baru mengubah tradisi itu menjadi pembelajaran berpusat pada siswa.
Untuk merancang tindakan elemen perubahan dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:





Yang Lalu
Elemen Perubahan
1.    Faktual, pembelajaran berpusat pada guru. Guru berbicara dan siswa mendengar dan menyimak, dan menulis. Guru mengajar.
Pembelajaran berpusat pada siswa. Memperhatikan siswa berinteraksi, beragumen, berdebat, dan berkolaborasi.  Guru menjadi fasilitator.
Aktivitas belajar mengembangkan perilaku khas yang meliputi;
Domain sikap : menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
Domain keterampilan: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta.
Domain pengetahuan: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi


 2.4 Indikator Keberhasilan Integrasi Nilai  Sosial Budaya  dalam Pembelajaran

Indikator yang digunakan 2 jenis. Pertama yaitu untuk sekolah dan kelas. Kedua yaitu indikator untuk mata pelajaran, dan yang akan dibahas yaitu untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah dalam metencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan nilai-nilai budaya bangsa. Indikator ini berhunbungan dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dan kegiatan sehari-hari. 
Indikator dirumuskan dalam bentuk perilaku peserta didik di kelas dan sekolah dapat diamati melalui pengamatan guru ketika peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah melalui tugas, pertanyaan, tanggung jawab, dan tugas rumah yang diberikan oleh guru kepada peserta didik.
Perilaku yang dikembangkan dalam indikator pendidikan nilai-nilai budaya bangsa sifatnya berkembang semakin kompleks antara satu jenjang kelas ke jenjang kelas di atasnya, dan bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru bebas menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.
Indikator berfungsi bagi guru sebagai kriteria untuk memberikan pertimbangan tentang perilaku untuk nilai tertentu telah menjadi perilaku yang dimiliki peserta didik. Berikut indikator pembelajaran yang mengembangkan nilai-nilai budaya bangsa:

TABEL INDIKATOR KEBERHASILAN SEKOLAH DAN KELAS DALAM
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA

NILAI
DESKRIPSI
INDIKATOR SEKOLAH
INDIKATOR KELAS
  1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain
  • Merayakan hari-hari besar keagamaan
  • Memiliki fasillitas yang dapat digunakan untuk beribadah
  • Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat melaksanakan ibadah
  • Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran
  • Membaca surat-surat pendek pada hari Rabu dan Jumat
  • Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan ibadah

  1. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
  • Memberikan layanan temuan barang hilang
  • Transparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala
  • Menyediakan kantin yang dijaga oleh peserta didik sendiri
  • Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat ulangan dan ujian.
  • Memberikan layanan temuan barang hilang
  • Transparansi laporan keuangan dan penilaian kelas secara berkala
  • Larangan menyontek

  1. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
  • Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan kemampuan khas
  • Memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi.
  • Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi
  • Memberikan layanan terhadap anak berkebutuhan khusus
  • Bekerja dalam kelompok yang berbeda

  1. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
  • Memiliki catatan kehadiran
  • Memiliki tata tertib sekolah
  • Membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin
  • Menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi pelanggar tata tertib sekolah
  • Membiasakan hadir tepat waktu
  • Membiasakan mematuhi aturan

  1. Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
  • Menciptakan suasana kompetisi yang sehat
  • Menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras
  • Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang kerja keras.
  • Menciptakan suasana kompetisi yang sehat
  • Menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar
  • Menciptakan suasana belajar yang memacu daya tahan belajar
  • Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat belajar

  1. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang  telah dimiliki.
Menciptakan situasi yang membuat daya berpikir dan bertindak kreatif.
  • Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif
  • Pemberian tugas yang menantang munculnya karya-karya
  1. Mandiri
Sikap dan prilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
Menciptakan situasi sekolah yang
membangun kemandirian peserta didik.
Menciptakan suasana kelas yang
memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bekerja mandiri
  1. Demokratis
Cara berpikir, bersikap, dan
bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang
lain.
  • Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.
  • Menciptakan suasana sekolah yangmenerima perbedaan.
  • Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat.
  • Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka.
  • Seluruh produk kebijakan melalui musyawarah dan mufakat.
  • Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis dan interaktif.

  1. Rasa ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajari, dilihat, dan
didengar.
  • Menyediakan media untuk berekspresi bagi warga sekolah.
  • Memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
  • Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu.
  • Eksplorasi lingkungan secara terprogram.
  • Tersedia media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik).

  1. Semangat kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
  • Melakukan upacara rutin sekolah.
  • Melakukan upacara hari-hari besar nasional.
  • Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional.
  • Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah.
  • Mengikuti lomba pada hari besar nasional
  • Bekerja sama dengan temansekelas yang berbeda suku,etnis, status sosial-ekonomi.
  • Mendiskusikan hari-hari besarnasional.

  1. Cinta tanah air
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
  • Menggunakan produk buatan dalam negeri.
  • Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  • Menyediakan informasi (darisumber cetak, elektronik) tentangkekayaan alam dan budayaIndonesia.
  • Memajangkan: foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia.
  • Menggunakan produk buatan dalam negeri.

  1. Menghargai prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat,
mengakui, dan menghormati
keberhasilan orang lain.
  • Memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah.
  • Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.
  • Memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik.
  • Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.
  • Menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi

  1. Bersahabat/ komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan
bekerja sama dengan orang lain.
  • Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah.
  • Berkomunikasi dengan bahasa yang santun.
  • Saling menghargai dan menjaga kehormatan.
  • Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban.
  • Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik.
  • Pembelajaran yang dialogis.
  • Guru mendengarkan keluhan-keluhan peserta didik.
  • Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik.

  1. Cinta damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran
dirinya
  • Menciptakan suasana sekolah danbekerja yang nyaman, tenteram, danharmonis.
  • Membiasakan perilaku wargasekolah yang anti kekerasan.
  • Membiasakan perilaku wargasekolah yang tidak bias gender.
  • Perilaku seluruh warga sekolah yangpenuh kasih sayang.
  • Menciptakan suasana kelas yang damai.
  • Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan.
  • Pembelajaran yang tidak bias gender.
  • Kekerabatan di kelas yang penuh kasih sayang.

  1. Gemar membaca
Kebiasaan menyediakan waktu
untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
  • Program wajib baca.
  • Frekuensi kunjungan perpustakaan.
  • Menyediakan fasilitas dan suasana menyenangkan untuk membaca.
  • Daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik.
  • Frekuensi kunjungan perpustakaan.
  • Saling tukar bacaan.
  • Pembelajaran yang memotivasi anak menggunakan referensi.

  1. Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya dan
mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi.
  • Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.
  • Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan.
  • Menyediakan kamar mandi dan air bersih.
  • Pembiasaan hemat energi.
  • Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik.
  • Menyediakan peralatan kebersihan.
  • Memrogramkan cinta bersihlingkungan.
  • Memelihara lingkungan kelas.
  • Tersedia tempat pembuangansampah di dalam kelas.
  • Pembiasaan hemat energi.

  1. Peduli sosial
Sikap dan tindakan yang selalu
ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang
membutuhka
  • Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial.
  • Melakukan aksi sosial.
  • Menyediakan fasilitas untuk menyumbang
  • Berempati kepada sesama teman kelas.
  • Melakukan aksi sosial.
  • Membangun kerukunan warga kelas.

  1. Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
  • Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis.
  • Melakukan tugas tanpa disuruh.
  • Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat.
  • Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.
  • Pelaksanaan tugas piket secara teratur.
  • Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah.
  • Mengajukan usul pemecahan masalah.


0 comments:

Post a Comment