Prinsip Integrasi Nilai Sosial Budaya bangsa dalam pembelajaran di sekolah
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pembentukan
nilai-nilai budaya bangsa digunakan agar peserta didik dapat mengenal,
memahami, dan menerapkan nilai-nilai budaya bangsa yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia. Selain itu, peserta didik dapat memahami bahwa nilai-nilai budaya
bangsa tersebut adalah miliknya dan mengharuskan mereka untuk dapat bertanggung
jawab atas apa yang telah mereka pilih. Selanjutnya peserta didik akan melalui
proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial dan mendorong peserta
didikuntuk dapat melihat dirinya sendiri sebagai makhluk sosial.
Berikut ini
prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembentukan nilai-nilai budaya bangsa
- Berkelanjutan : yang mengandung arti bahwa proses dalam pembentukan nilai-nilai budaya bangsa terhadap peserta didik mengalami proses yang panjang yakni dari awal peserta didik masuk ke dalam dunia pendidikan sampai selsesai dari satuan pendidikan. Sebenarnya proses ini dimulai sejak peserta didik masuk ke kelas 1 sekolah dasar atau sejak tahun pertama sampai lulus dari satuan pendidikan sekolah dasar atau kelas 6 SD. Selanjutnya proses tersebut dilanjutkan pada tingkat satuan pendidikan yang lebih tinggi, yaitu tingkat SMP dan SMA.
- Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolahl . Pembentukan nilai-nilai budaya bangsa terhadap peserta didik diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya bangsa yang telah ditetapkan dalam Standar Isi (SI). .
- Nilai tidak diajarkan, tetapi dikembangkan : nilai .\Salah Satu contoh kegiatan yang mengajarkan nilai-nilai budaya bangsa dibentuknya kantin sekolah dimana kantin tersebut dijaga oleh siswa-siswi antara kelas 4 – 5 secara bergantian. Nilai yang diajarkan dalam kegiatan tersebut yaitu rasa tanggung jawab dan kejujuran pada peserta didik.
- Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan Pembentukan nilai-nilai budaya bangsa melalui integrasi ke dalam pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dilakukan dengan menciptakan suasana menyenangkan dan peserta didik aktif dalam proses pembelajaran. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran agar peserta didik termotivasi mencari informasi atau sumber lain untuk membuat pertanyaan dan menyimpulkan suatu permasalahan. Kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas, bahkan juga di luar sekolah.
2.2 Perencanaan
Perencanaan
dalam pembentukan nilai-nilai budaya bangsa terhadap peserta didik dilakukan
oleh kepala sekolah, dan guru secara bersama-sama dan kemudian diterapkan
1. Kegiatan rutin sekolah
kegiatan rutin yang dilakukan yang berhubungan dengan pembentukan
nilai-nilai budaya bangsa. Kegiatan tersebut antara lain:
a.
Kegiatan upacara yang dilakukan setiap hari senin ataupun hari-hari besar
nasional. Kegiatan ini dapat membentuk sikap disiplin pada peserta didik.
Selain itu, melalui upacara guru atau kepala sekolah yang menjadi pembina
upacara juga dapat menyampaikan nilai-nilai budaya bangsa melalui ceramah.
b.
Kegiatan keagamaan. Kegiatan ini dilakukan setiap hari oleh peserta didik
setiap akan memulai kegiatan pembelajaran dan juga pada akhir pembelajaran.
Selain itu, setiap hari Selasa dan Kamis dilaksanakan kegiatan rutin membaca
dan menghafal surat-surat pendek melalui speaker yang ada pada setiap kelas.
Kegiatan ini dilakukan untuk menumbuhkan nilai religius pada peserta didik.
c.
Kegiatan Jum’at bersih. Setiap hari Jum’at, sebelum proses pembelajaran
dimulai semua peserta didik diwajibkan merawat dan membersihkan kelas, dan
taman kelas yang telah diatur masing-masing kelas. Kegiatan ini dilakukan agar
peserta didik memiliki rasa tanggung jawab untuk merawat apa yang menjadi tanggung
jawab mereka, dan menumbuhkan rasa peduli terhadap kebersihan lingkungan.
2. Kegiatan spontan
Kegiatan ini biasanya dilakukan
secara langsung dan pada saat itu juga. Guru dan tenaga kependidikan lainnya
mengawasi sikap dan perbuatan peserta didik. Guru juga mengarahkan peserta
didik untuk dapat melakukan hal-hal yang baik seperti menjaga kebersihan
sekolah, tidak mengganggu proses belajar, berpakain yang rapi, dsb. Setiap
perbuatan peserta didik diawasi, jika peserta didik melakukan perbuatan yang tidak
baik, maka guru memberikan pengarahan dan pengertian terhadap peserta didik
tersebut. Bahkan jika perbuatan tersebut termasuk dalam pelanggaran berat, maka
kepala sekolah akan memberikan hukuman pada peserta didik tersebut. Sebaliknya
jika peserta bersikap dengan baik dan sesuai dengan peraturan sekolah, maka
guru akan memberikan pujian.
3.
Keteladanan
Guru adalah panutan bagi anak didiknya. Setiap yang dilakukan oleh guru
akan diperhatikan dan bahkan akan ditiru oleh peserta didik. Oleh
karenanya setiap guru dan tenaga kerja
lainnya harus menerapkan 4S yaitu senyum, salam, sapa, dan santun. Empat
perbuatan tersebut termasuk pencerminan terhadap nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia. Selain itu ada beberapa perilaku lain yang harus dimiliki oleh guru,
contohnya yaitu bertutur kata lembut, berpakaian rapi, perhatian, jujur,
menjaga kebersihan dsb.
4.
Pengkondisian
2,3 Model Strategi Pengelolaan Budaya Sekolah
Pengembangan
budaya sekolah tidak lepas dari budaya masyarakat di sekitarnya. Oleh karena
itu pengembangan budaya sebaiknya berdasarkan kebutuhan sekolah yang di
dalamnya terdapat kepala sekolah, guru, dan siswa yang terintegrasi pada budaya
yang berkembang di lingkungannya. Di samping budaya sekolah merupakan bagian
dari budaya lingkungan sekitarnya, sekolah harus dapat berfungsi sebagai agen
pengembang budaya lingkungan.
Sekolah
dalam fungsinya sebagai agen perubahan budaya perlu merumuskan rencana,
strategi pengembangan, dan monitoring dan evaluasi pembangunan budaya sekolah
dengan menggunakan model pengembangan di bawah ini.
Langkah pertama adalah Analisis
Lingkungan eksternal dan internal. Pada tahap ini apabila dilihat dari model
analisis lingkungan adalah mengidentifikasi peluang dan ancaman yang datang
dari budaya sekitar sekolah. Di samping itu analisis lingkungan diperlukan
untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan dari dalam. Dari analisis lingkungan
akan diperoleh sejumlah masalah yang sekolah perlu selesaikan.
Langkah Kedua adalah merumuskan
strategi yang meliputi penetapan visi-misi yang menjadi arah pengembangan,
tujuan pengembangan, stategi pengembangan, dan penetapan kebijakan. Arah
pengembangan dapat dapat dijabarkan dari visi-dan misi menjadi indikator pada
pencapaian tujuan. Contoh dalam pengembangan keyakinan akan dibuktikan dengan
sejumlah target yang tinggi pada setiap indikator pencapaian. Contoh ini dapat
dijabarkan lebih lanjut pada model
operasional penguatan nilai kerja sama dan yang kompetitif. Misalnya sekolah
membagi kelompok kerja dengan semangat kebersamaan, namun antar kelompok
dikondisikan agar selalu berkompetisi untuk mencapai target yang terbaik. Oleh
karena itu, sekolah secara internal tidak mengembangkan model kompetisi
individual karena dapat mengurangi makna pengembangan nilai kebersamaan dan
kekompakan. Program kerja berbasis kolaborasi pada model ini dapat dikukuhkan
melalui penetapan kelompok kerja yang ditetapkan dalam surat tugas dari kepala
sekolah sebagai pemangku kebijakan.
Selanjutnya
sekolah dapat mengembangkan model lain yang dipandang lebih inovatif dan sesuai
dengan kebutuhan sekolah.
Langkah ketiga; Implementasi strategi; langkah ini harus dapat menjawab bagaimana caranya
sekolah melaksanakan program. Jika pada model pertama sekolah berencana untuk
mengembangkan nilai kebersamaan melalui pelaksanaan kegiatan kolaboratif dan
kompetitif, maka sekolah hendaknya menyusun strategi pada kegiatan yang mana
yang dapat dikolaborasikan dan dikompetisikan.
Sekolah
dapat memilih bidang yang akan dikolaborasikan bersifat kompetitif dari
berbagai bidang kegiatan sebagaimana yang telah dipelajari pada diagram di bab
2. Contoh, sekolah berencana untuk mengembangkan lingkungan fisik sekolah yang
nyaman. Pada kegiatan ini diperkukan nilai kebersamaan, semangat berkolaborasi,
semangat berpartisipasi dari seluruh pemangku kepentingan di sekolah.
Pengembangan nilai harus diwujudkan dalam kepatuhan atas kesepatan yang
dituangkan dalam pengaturan. Oleh karena itu pengembangan budaya sekoah sangat
erat kaitannya dengan peraturan dan kepatuhan seluruh warga sekolah pada
pelaksanaan kegiatan sehari-hari di sekolah.
Pada langkah ketiga,
peran kepala sekolah yang penting adalah;
a.
menetapkan kebijakan
atas kesepakatan bersama;
b.
Merealisasikan strategi.
c.
Melaksanakan perbaikan
proses berdasarkan data yang diperoleh dari pemantauan.
d.
Melakukan evaluasi
kegiatan berbasi data hasil pemantauan.
Memperhatikan
kelima langkah kegiatan yang penting dalam pelaksanaan stategi mengisyaratkan
bahwa kepala sekolah perlu memahami benar tentang (1) kebutuhan pengembangan budaya (2) tujuan
pelaksanaan (3) indikator dan target keberhasilan (4) memastikan bahwa rencana
dapat diimplementasikan (5) memastikan bahwa proses pelaksanaan dan hasil
pengembangan budaya sekolah sesuai dengan yang diharapkan.
Langkah keempat adalah monitoring dan
evaluasi. Langkah ini merupakan bagian dari sistem penjaminan mutu. Kepala
sekolah melalui monitoring memenuhi kewajiban untuk memastikan bahwa proses
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana. Jadwal pelaksanaan memenuhi target
waktu. Tahap pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan. Lebih dari itu hasil
yang diharapkan sesuai dengan target.
Jika
dalam proses pelaksanaan dan hasil yang dicapai meleset dari target maka kepala
sekolah segera melakukan perbaikan proses agar hasil akhir yang dicapai sesuai
dengan yang diharapkan.
Analisis Kondisi Nyata
dan Kondisi Yang Diharapkan
Perhatikan data elemen perubahan yang menjadi
tantangan kepala sekolah dalam mengubah kebiasaan guru dalam mengendalikan
proses pembelajaran. Terdapat tradisi yang melekat pada pelaksanaan
pembelajaran dan ini dapat dilihat dalam banyak pengalaman guru mengajar di
dalam kelas. Pembelajaran berpusat pada guru. Tantangan baru mengubah tradisi
itu menjadi pembelajaran berpusat pada siswa.
Untuk
merancang tindakan elemen perubahan dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut:
Yang Lalu
|
Elemen Perubahan
|
1. Faktual,
pembelajaran berpusat pada guru. Guru berbicara dan siswa mendengar dan
menyimak, dan menulis. Guru mengajar.
|
Pembelajaran berpusat pada siswa. Memperhatikan
siswa berinteraksi, beragumen, berdebat, dan berkolaborasi. Guru menjadi fasilitator.
Aktivitas
belajar mengembangkan perilaku khas yang meliputi;
Domain
sikap : menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan.
Domain
keterampilan: mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyaji, menalar, dan mencipta.
Domain pengetahuan:
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi
|
2.4 Indikator Keberhasilan Integrasi Nilai Sosial Budaya dalam Pembelajaran
Indikator yang digunakan 2 jenis. Pertama yaitu untuk sekolah dan kelas.
Kedua yaitu indikator untuk mata pelajaran, dan yang akan dibahas yaitu untuk
mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Indikator sekolah dan kelas adalah
penanda yang digunakan oleh kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah dalam
metencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana
pendidikan nilai-nilai budaya bangsa. Indikator ini berhunbungan dengan
kegiatan sekolah yang diprogramkan dan kegiatan sehari-hari.
Indikator dirumuskan dalam bentuk perilaku peserta didik di kelas dan
sekolah dapat diamati melalui pengamatan guru ketika peserta didik melakukan
suatu tindakan di sekolah melalui tugas, pertanyaan, tanggung jawab, dan tugas
rumah yang diberikan oleh guru kepada peserta didik.
Perilaku yang dikembangkan dalam indikator pendidikan nilai-nilai budaya
bangsa sifatnya berkembang semakin kompleks antara satu jenjang kelas ke
jenjang kelas di atasnya, dan bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru bebas
menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum ditingkatkan
ke perilaku yang lebih kompleks.
Indikator berfungsi bagi guru sebagai kriteria untuk memberikan
pertimbangan tentang perilaku untuk nilai tertentu telah menjadi perilaku yang
dimiliki peserta didik. Berikut indikator pembelajaran yang mengembangkan
nilai-nilai budaya bangsa:
TABEL INDIKATOR KEBERHASILAN SEKOLAH DAN KELAS DALAM
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA
NILAI
|
DESKRIPSI
|
INDIKATOR SEKOLAH
|
INDIKATOR KELAS
|
|
Sikap dan perilaku yang patuh
dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain
|
|
|
|
Perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan
|
|
|
|
Sikap dan tindakan yang
menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang
lain yang berbeda dari dirinya.
|
|
|
|
Tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
|
|
|
|
Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
|
|
|
|
Berpikir dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah
dimiliki.
|
Menciptakan situasi yang
membuat daya berpikir dan bertindak kreatif.
|
|
|
Sikap dan prilaku yang tidak
mudah
tergantung pada orang lain
dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
|
Menciptakan situasi sekolah
yang
membangun kemandirian peserta
didik.
|
Menciptakan suasana kelas yang
memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bekerja
mandiri
|
|
Cara berpikir, bersikap, dan
bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang
lain.
|
|
|
|
Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari
sesuatu
yang dipelajari, dilihat, dan
didengar.
|
|
|
|
Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara
di
atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
|
|
|
|
Cara berpikir, bersikap, dan
berbuat
yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan
yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
|
|
|
|
Sikap dan tindakan yang
mendorong
dirinya untuk menghasilkan
sesuatu
yang berguna bagi masyarakat,
mengakui, dan menghormati
keberhasilan orang lain.
|
|
|
|
Tindakan yang memperlihatkan
rasa
senang berbicara, bergaul, dan
bekerja sama dengan orang lain.
|
|
|
|
Sikap, perkataan, dan tindakan
yang
menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran
dirinya
|
|
|
|
Kebiasaan menyediakan waktu
untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
|
|
|
|
Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan
pada
lingkungan alam di sekitarnya
dan
mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan
alam
yang sudah terjadi.
|
|
|
|
Sikap dan tindakan yang selalu
ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang
membutuhka
|
|
|
|
Sikap dan perilaku seseorang
untuk
melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya
dia
lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.
|
|
0 comments:
Post a Comment