Monday, September 21, 2015

Bangkit dari Kegagalan



 
picture from http://tilulas.com

Hidup ini  tidak seperti kalkulasi matematik dimana satu tambah satu harus sama dengan dua, hidup itu adalah seni dimana apa yang diharapkan, apa yang direncanakan tidak sesuai dengan realitas yang di hadapi. Begitu juga dengan saya, harapan untuk Wisuda tahun sekarang kandas  di pantai kekecewaan.

Memang betul hidup itu harus mempunyai target, perencanaan  dan deadline supaya target tersebut dapat terwujud,  Saya sudah merencanakan bahwa tahun sekarang akan Lulus dan terus menerima tawaran untuk mengajar di sekolah  swasta yang berada di kota kelahiran saya.
Tapi Allah berkehendak lain, waktu ujian akhir Semester saya sakit sampai harus di operasi dan harus isrirahat total selama satu bulan, kuliah saya“Jeblog“, Nilai kuliah yang saya kontrak  untuk semester itu dapat Nilai E semua, karena tidak bisa mengikuti Uas dan dan ikut ujian Susulan. Setiap mata kuliah tidak ada tiap semester, jadi kalau megontrak  mata kuliah pada semester ganjil kalau mau mengulang harus semester ganji pula, begitu juga sebaliknya.
Saya mengalami depresi, saya kecewa, saya marah pada nasib, kenapa  saya harus mengalami seperti ini? Saya mengurung diri di kamar, menghabiskan waktu dengan main Game di komputer, ga mau ketemu orang, ga bisa tidur nyenyak, malah telintas di pikiran saya pengen bunuh diri saja. Tapi Allah menolong saya untuk tidak melakukan perbuatan terkutuk itu.  Suara hati saya mengatakan apakah  kamu tidak takut pada Azab Allah kalau saya melakukan perbuatan terkutuk itu? Itu tidak menyelesaikan persoalan  bahkan akan menambah persoalan baru?Apakah kamu  mau kekal selamanya tinggal di neraka?Bahkan Allah berfirman janganlah kamu berputus asa pada Rahmatnya? Karena Allah sangat benci pada orang berputus asa dari Rahmatnya? Rugi dunia akherat kalau melakukan perbuatan tercela ini? Saya tersentak kaget menyadari kekeliruan yang saya lakukan selama ini, saya bersyukur untuk masih ada iman di dada sehingga tidak terjurumus ke jurang dosa.
Saya mulai membaca buku-buku Motivasi, mendengarkan ceremah, berkunjung ke situs internet yang memberikan spirit hidup, membaca ALQuran sekaligus Tafsirnya. Secata berlahan namun pasti rasa percaya diri dan semangat saya tumbuh lagi dan memandang segala macam persoalan yang menimpa saya dengan senyuman, saya yakin itu adalah cara Allah mengajarkan kepada saya  tentang arti kesungguhan dan kesabaran. Kalau Allah bisa mengabulkan doa Iblis untuk hidup kekal sampai hari kiamat, Allah saya manusia bukan iblis, lantas kenapa saya harus pesimis doa saya tidak dikabulkan,  bukankah Allah telah berjanji berdoalah Niscaya AKU  kabulkan, Jika kenyataan tidak sesuai  dengan harapan, Allah tahu apa yang terbaik untuk saya, Apa yang dianggap baik menurut saya belum tentu itu baik menurut Allah dan itu yang ucapkan ketika saya menghalami kekecewaan terulang lagi.

0 comments:

Post a Comment