Hidup ini tidak
seperti kalkulasi matematik dimana satu tambah satu harus sama dengan dua,
hidup itu adalah seni dimana apa yang diharapkan, apa yang direncanakan tidak
sesuai dengan realitas yang di hadapi. Begitu juga dengan saya, harapan untuk Wisuda tahun sekarang kandas di pantai kekecewaan.
Memang betul hidup itu harus
mempunyai target, perencanaan dan
deadline supaya target tersebut dapat terwujud,
Saya sudah merencanakan bahwa tahun sekarang akan Lulus dan terus
menerima tawaran untuk mengajar di sekolah
swasta yang berada di kota kelahiran saya.
Tapi Allah berkehendak lain,
waktu ujian akhir Semester saya sakit sampai harus di operasi dan harus
isrirahat total selama satu bulan, kuliah saya“Jeblog“, Nilai kuliah yang saya
kontrak untuk semester itu dapat Nilai E
semua, karena tidak bisa mengikuti Uas dan dan ikut ujian Susulan. Setiap mata kuliah tidak ada tiap semester, jadi kalau
megontrak mata kuliah pada semester
ganjil kalau mau mengulang harus semester ganji pula, begitu juga sebaliknya.
Saya mengalami depresi, saya kecewa, saya marah pada
nasib, kenapa saya harus mengalami
seperti ini? Saya mengurung diri di kamar, menghabiskan waktu dengan main Game
di komputer, ga mau ketemu orang, ga bisa tidur nyenyak, malah telintas di
pikiran saya pengen bunuh diri saja. Tapi Allah menolong saya untuk tidak
melakukan perbuatan terkutuk itu. Suara
hati saya mengatakan apakah kamu tidak
takut pada Azab Allah kalau saya melakukan perbuatan terkutuk itu? Itu tidak
menyelesaikan persoalan bahkan akan
menambah persoalan baru?Apakah kamu mau
kekal selamanya tinggal di neraka?Bahkan Allah berfirman janganlah kamu
berputus asa pada Rahmatnya? Karena Allah sangat benci pada orang berputus asa dari Rahmatnya? Rugi
dunia akherat kalau melakukan perbuatan tercela ini? Saya tersentak kaget
menyadari kekeliruan yang saya lakukan selama ini, saya bersyukur untuk masih
ada iman di dada sehingga tidak terjurumus ke jurang dosa.
Saya mulai membaca buku-buku
Motivasi, mendengarkan ceremah, berkunjung ke situs internet yang memberikan
spirit hidup, membaca ALQuran sekaligus Tafsirnya. Secata berlahan namun pasti
rasa percaya diri dan semangat saya tumbuh lagi dan memandang segala macam
persoalan yang menimpa saya dengan senyuman, saya yakin itu adalah cara Allah
mengajarkan kepada saya tentang arti
kesungguhan dan kesabaran. Kalau Allah bisa mengabulkan doa Iblis untuk hidup
kekal sampai hari kiamat, Allah saya manusia bukan iblis, lantas kenapa saya
harus pesimis doa saya tidak dikabulkan,
bukankah Allah telah berjanji berdoalah Niscaya AKU kabulkan, Jika kenyataan tidak sesuai dengan harapan, Allah tahu apa yang terbaik
untuk saya, Apa yang dianggap baik menurut saya belum tentu itu baik menurut
Allah dan itu yang ucapkan ketika saya menghalami kekecewaan terulang lagi.
0 comments:
Post a Comment